"Menara Siger"
Bakauheni - Lampung
Bakauheni - Lampung
GUBERNUR LAMPUNG RESMIKAN MENARA SIGER
Rabu (30 April 2008) Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. resmikan Menara Siger, yang merupakan ikon Provinsi
Lampung. Menara tertinggi di Lampung yang terletak di Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel) itu akan
menjadi salah satu pariwisata andalan., diproyeksikan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD), khususnya dari
sektor wisata.
Rangkaian acara peresmian menara kebanggaan Pemprov Lampung itu telah dimulai sejak sehari sebelumnya.
Kegiatan diisi pagelaran wayang kulit, menghadirkan dalang Ki Sutono Hadi Sugito yang membawakan lakon (cerita)
Semar Bangun Kayangan. Sebelum pementasan wayang didahului istigasah yang diikuti para ulama dari Banten dan
Cirebon.
Menurut Gubernur Sjachroedin Z.P. di sela-sela peresmian yang juga dihadiri Sultan Cirebon, artis ibukota dan
perwakilan 12 negara sahabat itu, Menara Siger akan dikelola oleh otoritas. Badan otoritas itulah yang
bertanggungjawab memelihara dan menghidupkan Menara Siger dengan berbagai kegiatan. Nantinya gedung ini diisi
berbagai kegiatan, mulai pentas seni sampai kegiatan yang bersifat edukatif”, beber Gubernur.
Karena itu, Menara Siger dapat dikembangkan secara maksimal. Menara Siger akan memberikan pendaptan yang
signifikan bagi PAD Provinsi Lampung. ”Setiap hari Bakauheni dilewati ratusan kendaraan. Diharapkan dari
ratusan kendaraan itu, 5 persen saja yang singgah ke Menara Siger sudah dapat menghasilkan pendapatan yang
besar.” urai gubernur.
Gubernur bahkan mengungkapkan, bukan tak mungkin pemasukan dari Menara Siger mencapai Rp 12,5 miliar
pertahunnya. ” Masyarakat Lampung sudah seharusnya bangga memiliki Menara Siger. Inilah ikon Provinsi
Lampung dan ikon ini telah disetujui bersama dengan DPRD Lampung..
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Peresmian Menara Siger Barlian S. Tihang menambahkan, pembangunan
menara yang dimulai sejak 2004 lalu itu akan terus dilanjutkan. ”Bangunan fisik utama telah selesai. Nanti
dibangun lagi rumah-rumah adat, cottage, dan berbagai sarana rekreasi di sekelilingnya,” terang Barlian.
Menurutnya, dengan tinggi 32 meter dan berukuran 10 x 50 meter, dana yang telah dihabiskan untuk pembangunan
Menara Siger mencapai Rp 7 miliar. ”Pembangunannya dilakukan secara bertahap, disesuaikan kondisi APBD
kita,” pungkasnya.
Di gedung yang memiliki enam lantai itu, lantai dasarnya display hasil kerajinan dari kabupaten/kota se Lampung.
Gedung yang menghadap ke arah pelabuhan Bakauheni itu didalamnya terdapat prasasti yang berisikan sejarah
Lampung. Prasasti itu terletak di lantai dua.
Di lantai tiga hingga lantai enam menjadi semacam aula besar yang belum terisi. Sedangkan di sekeliling Menara Siger
dilengkapi gazebo-gazebo tempat peristirahatan. Sementara pada pelataran yang menghadap ke Pelabuhan Bakauheni
dihiasi sarana wisata berkuda bagi pengunjung.
Arsitek Menara Siger Ir. Ansyori Djausal M.T. menjelaskan, ide pembuatan menara itu sesungguhnya telah muncul sejak
1995 lalu. ”Itu atas dasar prakarsa Drs. Sjachroedin Z.P. semasa masih belum menjabat gubernur,”
bebernya. Ide awal itu, lanjutnya, kemudian diterjemahkan menjadi sebuah bentuk rancangan menara yang berbentuk
siger. Pemilihan siger sebagai bentuk menara karena siger merupakan salah satu simbol adat Lampung. ”Apabila
dikelola dengan benar, maka Menara Siger ini dapat menjadi objek pariwisata andalan,” tegasnya.
Dia juga menegaskan bahwa pembangunan Menara Siger adalah sebagai titik awal. Karena, dalam siteplan Menara
Siger direncanakan dibangun selama 20 tahun. Selama masa itu, akan digarap zonasi-zonasi ekonomi seperti hotel,
cottage, dan juga sarana rekreasi bagi masyarakat. Dikatakannya, Menara Siger dapat menjadi episentrum
pembangunan kepariwisataan di ujung selatan Pulau Sumatera.
Sementara itu, peresmian Menara Siger yang berlangsung meriah memberi berkah warga sekitar. Kecerian tampak dari
wajah mereka. Berbagai fasilitas bermain disediakan panitia, seperti menikmati perjalanan di atas kuda, gajah, dan
tempat beristirahat bersama keluarga di sebuah gubuk yang telah dibangun di sekeliling Menara Siger.
Peresmian Menara Siger juga menampilkan berbagai pameran kesenian dan pernak-pernik khas Lampung di dalam
gedung Menara Siger. Di atas menara, masyarakat bisa menikmati hamparan perbukitan Desa Bakauheni dan melihat
jauh kapal-kapal penumpang yang berlabuh di Dermaga di Pelabuhan Bakauheni. Sumber : Radar Lampung, 2 Mei
2008.
Lampung. Menara tertinggi di Lampung yang terletak di Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel) itu akan
menjadi salah satu pariwisata andalan., diproyeksikan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD), khususnya dari
sektor wisata.
Rangkaian acara peresmian menara kebanggaan Pemprov Lampung itu telah dimulai sejak sehari sebelumnya.
Kegiatan diisi pagelaran wayang kulit, menghadirkan dalang Ki Sutono Hadi Sugito yang membawakan lakon (cerita)
Semar Bangun Kayangan. Sebelum pementasan wayang didahului istigasah yang diikuti para ulama dari Banten dan
Cirebon.
Menurut Gubernur Sjachroedin Z.P. di sela-sela peresmian yang juga dihadiri Sultan Cirebon, artis ibukota dan
perwakilan 12 negara sahabat itu, Menara Siger akan dikelola oleh otoritas. Badan otoritas itulah yang
bertanggungjawab memelihara dan menghidupkan Menara Siger dengan berbagai kegiatan. Nantinya gedung ini diisi
berbagai kegiatan, mulai pentas seni sampai kegiatan yang bersifat edukatif”, beber Gubernur.
Karena itu, Menara Siger dapat dikembangkan secara maksimal. Menara Siger akan memberikan pendaptan yang
signifikan bagi PAD Provinsi Lampung. ”Setiap hari Bakauheni dilewati ratusan kendaraan. Diharapkan dari
ratusan kendaraan itu, 5 persen saja yang singgah ke Menara Siger sudah dapat menghasilkan pendapatan yang
besar.” urai gubernur.
Gubernur bahkan mengungkapkan, bukan tak mungkin pemasukan dari Menara Siger mencapai Rp 12,5 miliar
pertahunnya. ” Masyarakat Lampung sudah seharusnya bangga memiliki Menara Siger. Inilah ikon Provinsi
Lampung dan ikon ini telah disetujui bersama dengan DPRD Lampung..
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Peresmian Menara Siger Barlian S. Tihang menambahkan, pembangunan
menara yang dimulai sejak 2004 lalu itu akan terus dilanjutkan. ”Bangunan fisik utama telah selesai. Nanti
dibangun lagi rumah-rumah adat, cottage, dan berbagai sarana rekreasi di sekelilingnya,” terang Barlian.
Menurutnya, dengan tinggi 32 meter dan berukuran 10 x 50 meter, dana yang telah dihabiskan untuk pembangunan
Menara Siger mencapai Rp 7 miliar. ”Pembangunannya dilakukan secara bertahap, disesuaikan kondisi APBD
kita,” pungkasnya.
Di gedung yang memiliki enam lantai itu, lantai dasarnya display hasil kerajinan dari kabupaten/kota se Lampung.
Gedung yang menghadap ke arah pelabuhan Bakauheni itu didalamnya terdapat prasasti yang berisikan sejarah
Lampung. Prasasti itu terletak di lantai dua.
Di lantai tiga hingga lantai enam menjadi semacam aula besar yang belum terisi. Sedangkan di sekeliling Menara Siger
dilengkapi gazebo-gazebo tempat peristirahatan. Sementara pada pelataran yang menghadap ke Pelabuhan Bakauheni
dihiasi sarana wisata berkuda bagi pengunjung.
Arsitek Menara Siger Ir. Ansyori Djausal M.T. menjelaskan, ide pembuatan menara itu sesungguhnya telah muncul sejak
1995 lalu. ”Itu atas dasar prakarsa Drs. Sjachroedin Z.P. semasa masih belum menjabat gubernur,”
bebernya. Ide awal itu, lanjutnya, kemudian diterjemahkan menjadi sebuah bentuk rancangan menara yang berbentuk
siger. Pemilihan siger sebagai bentuk menara karena siger merupakan salah satu simbol adat Lampung. ”Apabila
dikelola dengan benar, maka Menara Siger ini dapat menjadi objek pariwisata andalan,” tegasnya.
Dia juga menegaskan bahwa pembangunan Menara Siger adalah sebagai titik awal. Karena, dalam siteplan Menara
Siger direncanakan dibangun selama 20 tahun. Selama masa itu, akan digarap zonasi-zonasi ekonomi seperti hotel,
cottage, dan juga sarana rekreasi bagi masyarakat. Dikatakannya, Menara Siger dapat menjadi episentrum
pembangunan kepariwisataan di ujung selatan Pulau Sumatera.
Sementara itu, peresmian Menara Siger yang berlangsung meriah memberi berkah warga sekitar. Kecerian tampak dari
wajah mereka. Berbagai fasilitas bermain disediakan panitia, seperti menikmati perjalanan di atas kuda, gajah, dan
tempat beristirahat bersama keluarga di sebuah gubuk yang telah dibangun di sekeliling Menara Siger.
Peresmian Menara Siger juga menampilkan berbagai pameran kesenian dan pernak-pernik khas Lampung di dalam
gedung Menara Siger. Di atas menara, masyarakat bisa menikmati hamparan perbukitan Desa Bakauheni dan melihat
jauh kapal-kapal penumpang yang berlabuh di Dermaga di Pelabuhan Bakauheni. Sumber : Radar Lampung, 2 Mei
2008.